“Makan, yuk guys!”
“Boleh boleh! Dimana?”
“Baksoan aja, yuk!”
“Ihh! Bakso mulu Aya mahh!”
“Empek-empek Bu Fathun aja gimana?
“Yaelaahh, Na! Empek-empek gak
kenyang!”
“Pangsit ijo?”
“Bosen! Solaria aja!”
“Solaria lagiii? KFC ajaa dehh!
Lama kita gak kesana”
Selalunya begini kalo sama barudak.
Dulu waktu belum motoran, sudah di angkot masih mikir mau makan dimana. Bayangkeuunnn wehh?! Ngobrol panjang
bertujuh! Lama berdiskusi ujung-ujungnya “Minggiiiiiiiiir!”
@Kendari Beach, Es Teler. -_-
“Iyaa, KFC aja lah!” Ami mulai
capek.
“Menunya ayam doang!” Yuna masih
belum puas. Gak capek apa diskusi?
“KFC ajaa dehh kayaknya. Yang di
Rabam. Biar bisa sekalian ke Gramedia. Ana mo nyar…”
“Ehh iyaa bener! Ana juga mo nyari
buku-buku yang new arrival!”
“Gimana, Yun?”
“Oke lahh. Sekalian jalan-jalan”
akhirnya ide saya diterima semua kalangan. Hehe..
;)
Alhamudulillaaahh.. Nikmat Allah hari
ini sudah kami rasakan. Perut sudah diberi jatahnya. Sekarang…… mata boleh dong
dapat juga! :D
“Nyari buku
apa, Na?”
“Kreasi brooch, Ya. Ana belum punya yang edisi
tali sepatu”
“Ohh...”
Saya tersenyum. Nadin memang suka hal-hal yang ‘cewek banget’. Jahit lah, rajut
lah, design lah, semua dia tekuni. Brooch-brooch yang kami pakai hampir
rata-rata kreasi tangannya. Kadang kami me-request
warna yang sesuai dengan baju kami.
Pintu
Gramedia terbuka. Beberapa pelayan menyambut kami dengan senyum. Saya balas
dong dengan senyum juga, “Ehh, Yun! Alfalink
ver………” Yuna keburu lari dengan pikirannya. Hadeuhhh..
Kalo sudah ketemu buku-buku, barudak lupa diri.. :D
Saya
memperhatikan mereka satu-persatu. Lucu saja. Mereka seperti memperlihatkan
diri mereka yang sebenarnya. Seakan mereka menelusuri jalan pikiran
masing-masing. Entah halayak berkata apa. Agak lebay sih kata-katanya. Intinya
mah begitu! Hehehe..
Dari jauh
saya melihat Nadin mulai memperhatikan jejeran buku keterampilan. Cukup serius.
Mungkin buku kreasi brooch tali
sepatu belum didapatkannya.
Lain dengan
Deyana, tanpa basa-basi ia langsung menyisir rak samping kasir. Sambil bergumam
pelan.. “Edisi Natasha Farani kok belum ada yaa?! Yang ini adiknya Oky.. Fatin?
Gak ahh! Hum.. ‘Hijab Style 2014’
bolehh nihh” Seperti cicak ketemu nyamuk, Deyana langsung meng-hap buku yang dipegangnya. Ya! Deyana sangat
menyukai hijab fashion. Mulai dari casual
mode sampai wedding hijab sudah
ia kreasikan. Untuk design dress memang tidak ia tekuni, tapi anything
on face dan yang melekat di kepala, Deyana ahlinya! Bisa dicek di youtube, tutorial hijab Deyana yang paling
top! ;)
Saya
melewati Deyana sambil mencari jejak barudak lainnya. “Ami? Cari apa?”
“Gak! Cuma
liat-liat yang kiranya seru”
Ditangan
Ami ada 3 novel Teenlit yang… beuhh…
sudah bisa saya pastikan isinya bagaimana! Anak SMA cupu naksir kapten basket,
terus Si Cupu itu berubah jadi cantik, terus Si Kapten terpesona, jadian dehh.
Atau anak pindahan yang ketabrak Ketua OSIS di koridor, saling kenal terus
jadian, senior cewek jealous dan ngegencet Si Anak Pindahan itu, Ketua
OSIS pun membela dan mereka bahagia selamanya. Pasti yang semacam begituan. -_-
“Gak natap
gitu juga kali, Ya! Novel-novel begini nihh yang menghibur. Bukan kayak yang
dibaca Melisa tuh! Gambar-gambar doang, bikin otak mikir lagi! Membayangkan
cara buatnya! Ihh gak menghibur!” Ami mencibir. Saya tertawa saja. Meski tidak
lucu tapi saya tertarik mengunjungi Melisa yang terlihat berpikir.
“Resep Kue Kering” saya ala-ala mengagetkan.
“Ehh, Aya!”
“Serius
amat, Bu! Hehehe…” saya mengikuti Melisa membuka buku-buku resep. “Kan lebaran
masih lama, Mel. Kok nyari resep kue kering?”
“Yaa gak
gitu juga, Ya! Ngemil beginian kan sehat. Iya, gak?”
Saya
mengangguk setuju. Kesungging juga
sih. Saya kan rajin ngemil jajanan kemasan yang kaya MSG. hehehe…Tapi saya akui, untuk buat-membuat kue, Melisa memang ahli.
Kadang Melisa membuatkan kami cake
tiramisu atau brownies taburan keju.
Pernah juga pudding pandan-coklat
yang…… wuihhhhh… yang rasanya tidak
kalah sama koki Swiss-bell atau Fajar Resto! Mungkin Melisa jelmaan Shizuka di
dunia nyata. Hehee :D
Di tumpukan
buku best seller, Yuna terlihat asyik
bergelimangan buku-buku favoritnya. Saya kenal betul dengan sahabat saya yang
satu ini. buku-buku motivasi dilahapnya habis. Kalo ke rumahnya, rak setinggi
pintu dipenuhi dengan buku-buku karya motivator dalam dan luar negeri. Notes from Qatar series, buku-buku milik
Ippo Santosa, kisah-kisah tokoh seperti Bung Hatta, Gus Dur, Obama sampai
Fransisco Totti pun ada. Meski bukan semua buku baru atau cetakan asli, bisa
saya lihat semuanya ia koleksi dengan rapi. Buku
apapun asalkan menyemangati! Itu yang saya ingat kalo saya berbaring di
kamarnya, menatap buku-buku yang sudah tak terhitung jumlahnya. Mungkin
separuhnya buku pelajaran SD sampe kuliah.. hehehe..
Saya mulai
menatap dalam bararudak. Nadin, Deyana, Ami, Melisa dan Yuna. Jauh sebelum ke
Gramedia, saya sudah mengenal sebagian karakter mereka. Dan pada hari ini,
karakter tersebut semakin nampak.
Sisa Erika. Kalo Erika jangan
ditanya. Saya sudah yakin di rak mana kakinya berpijak. Untuk memastikan ‘ilmu
kedukunan’ saya, mata saya langsung mencari sosok ‘besar nan agung’ Erika. Tuhhh kaaannnnnn!! Saya emang dukun!!
Saya sudah
yakin bukan cuma satu buku yang sudah dibacanya. Meski dibaca sekilas, tapi
saya amat sangat yakin buku yang sudah terbaca lebih dari dua puluh. Kan saya dukun pemirsahhh..
Saya juga
tidak begitu mengerti kenapa Erika rajin sekali membaca buku yang… Subhanallaahhh… saya sampai bingung mau
kaget, bahagia, bingung atau malah tertawa. Yang jelas saya tidak sedih dengan
buku-buku yang ia favoritkan. Wong
bukunya berguna di masa depan…
Dan
sekarang saya paham. Mungkin Erika mempersiapkan diri untuk nantinya ke depan.
Saya menafsirkan mimik wajahnya, bahwa Erika sedang bahagia. Satu atau dua
tahun lagi insyaAllah.. hehhehee :P
:P :P :P :P :P
Erika
melirik saya. Saya hanya tersenyum ‘nakal’ sambil melaluinya yang sibuk
mendalami pemahaman bacaannya di rak buku PSIKOLOGI ANAK…
Kini
saatnya saya menikmati miliu Gramedia siang ini. Terkadang perkataan
orang-orang benar. Untuk mengenal karakter seseorang, salah satunya bisa
dilihat dengan buku apa yang ia gemari.
Beberapa eksemplar buku saya
sentuh, “Mana, yaa? Humm, Mas!” saya memanggil mas-mas kumisan yang sedang
mengatur buku di rak sebelah. Ia mendekat.
“Mas, Magic Kaito-nya Aoyama Gosho sudah ada?”
Selama ngepo-in perjalanan hidup detektif kece Shinichi Kudo, saya mulai mengagumi Pencuri Handal serba putih
yang selalu terbang membelakangi sinar bulan.